
warna kehidupan
Blog yang berisi segala informasi hasil dari curahan hati, pengalaman, pengamatan, dan berbagai aktivitas lain.
Rabu, 08 Juli 2015
Hasil Kajian Puisi Tapi Karya Sutardji Calzoum Bachri Berdasarkan Teori Semiotik

Kamis, 04 Desember 2014
Resep Bubur Sederhana
Bahan-bahan:
- Susu cair/ santan sekitar 500cc
- Tepung terigu sekitar 1 gelas ukuran 200cc
- Tepung kanji sekitar 1/2 gelas ukuran 200cc
- Vanili sepucuk sendok teh
- Gula sekitar 1/2 gelas ukuran 200cc
- Garam sepucuk sendok teh
Tambahan:
- Madu
- susu kental manis
Cara memasak:
- panaskan susu cair dalam panci, masukkan gula, aduk-aduk hingga bercampur.
- masukkan tepung terigu dan kanji sedikit demi sedikit agar tidak menggumpal.
- aduk-aduk terus, masukkan garam dan vanili. Aduk lagi. Tunggu hingga mengental dan mendidih.
- sajikan dalam mangkuk, tuangkan susu dan madu agar lebih nikmat.
Rabu, 03 Desember 2014
Tempat-tempat Wisata di Daerah Boyolali dan Sekitarnya
- Kawasan New Selo
Sepanjang jalan menuju kawasan ini juga tak kalah ramai. Banyak anak muda yang nongkrong di pinggir jalan terutama di jalan yang dinamakan Irung Petruk (karena bentuk belokannya menyerupai hidung Petruk-anggota Punakawan dalam cerita Perwayangan).
Wisata lain yang dekat dengan New Selo adalah air terjun Wonolelo dan jembatan gantung Selo. Kedua tempat ini dapat dijumpai saat menuju daerah wisata Ketep yang sudah termasuk daerah Magelang.
Berikut fotonya:
- Kawasan Pemandian Umbul Pengging
Umbul Win-win
- Waduk Cengklik
- Taman Kota Kridanggo
- Alun-alun Kabupaten Boyolali
- Kawasan Tlatar
Ritual Kungkum di Umbul Sungsang, Pengging, Boyolali
Latar Belakang Lahirnya Mitos Kungkum di Umbul Sungsang Pengging
Umbul Sungsang yang terletak di desa Bendan kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali merupakan tempat wisata berupa kolam pemandian. Air yang berasal dari umbul atau mata air sangat bening dan menyejukkan. Konon katanya, air ini berasal dari sebuah pohon beringin. Air yang terus menerus keluar, mengepung pohon beringin tersebut sehingga disebut dengan sungsang.
Air dari umbul Sungsang, rencananya akan dialirkan ke daerah Panasan (sebutan untuk daerah sekitar Bandara Adi Sumarmo). Akan tetapi, rencana tersebut gagal karena plumpung yang digunakan jebol. Aliran air dari plumpung tersebut dinamakan umbul Plumpung. Umbul ini terletak satu kompleks dengan umbul Sungsang.
Sama seperti dengan umbul Temanten dan Ngabean di kompleks Pemandian Tirto Marto, umbul Sungsang juga dipercaya warga memiliki kekuatan mistik. Banyak warga yang mengikuti ritual kungkum atau berendam. Bahkan tidak sedikit warga yang berasal dari luar kota seperti Kediri, Bantul, Sleman, Pati, Salatiga, dan kota-kota lain.
Menurut Ibu Sri Suwarni, salah satu staff penjaga pintu masuk umbul (lihat data B.2), warga yang ritual berendamnya diterima dan terkabul hajatnya akan melihat sosok orang tua atau ular besar tidak memiliki ekor (Nyai Poleng). Apabila hajatnya belum dapat dikabulkan, maka akan melihat air kolam menjadi sangat keruh.
Tidak seluruh pengunjung dapat merasakan fenomena ghaib tersebut. Sehingga pengunjung berziarah ke makam R. Ng. Yosodipuro untuk mengetahui hasil ritual dengan lebih jelas. Makam tersebut terletak di belakang Masjid yang tidak jauh dari Umbul Sungsang.
R. Ng. Yosodipuro adalah seorang pujangga Keraton Surakarta. Yosodipuro dikenal kearifannya. Beliau pernah diminta rakyat Pengging untuk mengatasi kegagalan panen padi. Peristiwa tersebut diperingati dengan tradisi Sebaran Apem atau pembagian apem. Karena kearifan serta kekuatan supranatural R. Ng. Yosodipuro, makam ini sering dikunjungi warga saat malam Jumat Pahing. Pengunjung bermaksud meminta petunjuk dalam mencapai hal yang diinginkan.
Hingga sekarang, mitos ritual tersebut masih banyak dipercaya dan diyakini bahkan dipraktekkan oleh masyarakat. Setiap malam Jumat Pahing (kecuali di bulan puasa) dari pukul 23.00-02.00 tempat ini ramai didatangi pengunjung. Hal ini dimanfaatkan para pedagang untuk berjualan.
Proses Ritual Kungkum di Umbul Sungsang Pengging
Ritual kungkum dimulai dari pukul 23.00-02.00. Biasanya setelah waktu Maghrib, pintu masuk umbul sudah dibuka. Para pengunjung biasanya mempersiapkan bunga untuk keperluan ziarah ke makam R. Ng. Yosodipuro. Di pintu masuk yang dijaga oleh staf dari pemerintah, pengunjung harus membayar tiket masuk seharga Rp. 3.000,00 per orang. Setelah itu, pengunjung akan melalui tahapan-tahapan ritual sebagai berikut.
Proses Kungkum
Pengunjung bebas memilih tempat untuk berendam, baik di kolam pemandian umbul Sungsang (lihat gambar A.1), kolam pemandian umbul Plumpung, atau aliran air dari umbul Sungsang yang seperti sungai. Menurut salah satu pedagang, akan lebih baik apabila berendam di aliran air dari umbul Sungsang.
Saat memasuki area pemandian, pengunjung disarankan untuk mengisi kotak infaq seikhlasnya. Adapun proses kungkum tersebut meliputi:
Berdoa
Sebelum memulai ritual berendam, sebagian pengunjung melakukan pemujaan atau berdoa di tempat yang telah disediakan (lihat gambar A.2). Di tempat tersebut terdapat taburan bunga dan lilin. Pengunjung akan mengambil benda semacam lidi kemudian dibakar menggunakan lilin dan ditancapkan pada taburan bunga. Pengunjung boleh mengucapkan dalam hati atau melafalkannya dalam bentuk kalimat tentang hal yang diinginkan.
Berendam
Seusai berdoa, pengunjung menceburkan diri ke dalam kolam dan berendam selama beberapa jam. Proses berendam biasanya dimulai dari pukul 23.00-00.00. Akan tetapi, banyak pengunjung yang memulai sebelum jam tersebut. Hal ini untuk mengantisipasi antrian panjang saat ziarah. Setelah mandi berendam atau kungkum, pengunjung melanjutkan ritual dengan berziarah ke makam R. Ng. Yosodipuro.
Proses Ziarah
Makam R. Ng. Yosodipuro letaknya tidak begitu jauh dari pemandian Umbul Sungsang. Meski jaraknya hanya sekitar 200 meter, perjalanan ini bisa memakan waktu cukup lama. Hal ini disebabkan pengunjung harus melewati kerumunan pengunjung lain yang tengah berbelanja di sepanjang jalan.
Sebelum memasuki kompleks makam, di depan pintu masuk makam (lihat gambar A.3) dapat dijumpai beberapa penjual bunga. Pengunjung yang lupa atau belum membawa, bisa memperolehnya di tempat tersebut. Bunga tersebut campuran dari bunga mawar, kenanga, melati, kantil, dan telasih (R. Soemodidjojo, 1994:233). Saat masuk, pengunjung akan menjumpai banyak makam, baik yang terletak di dalam maupun diluar cungkup-cungkup. Di tempat ini, pengunjung melaksanakan proses ziarah.
Ziarah menurut Ust. Labib MZ (1994:58) adalah menengok di mana seseorang telah dikuburkan atau dimakamkan. Ziarah bukan hanya nenengok kubur saja, tetapi juga mendoakan orang yang sudah meninggal. Menurut ajaran Islam, ziarah dengan maksud demikian merupakan amal perbuatan yang dianjurkan oleh syari'at agama Islam dan termasuk perbuatan terpuji.
Pengunjung yang mendatangi makam R. Ng. Yosodipuro sebagian besar melakukan ziarah dengan tujuan agar keinginannya dapat terwujud. Dengan kata lain, pengunjung tidak hanya melakukan ziarah tetapi juga mencoba keberuntungan. Adapun tahapan ziarah meliputi:
Pendaftaran
Pengunjung yang datang akan didata oleh petugas dalam buku tamu. Infotmasi data pribadi yang harus diberikan, yaitu nama dan alamat. Pengunjung diminta untuk mengisi kotak infak seikhlasnya.
Penitipan Sanggaran
Pengunjung yang telah didata, selanjutnya meminta sanggaran pads petugas. Sanggaran berupa sehelai janur yang diberi nomor sesuai dengan nomor urut yang tertera pada kertas penitipan (lihat gambar A.6). Nomor urut dibawa oleh pengunjung, sedangkan sanggaran dititipkan pada petugas.
Ziarah Makam R. Ng. Yosodipuro
Tahap berikutnya yaitu berziarah ke cungkup terbesar, yang didalamnya terletak makam R. Ng. Yosodipuro. Sebelum melakukan ziarah, pengunjung wajib menyiapkan bunga beserta uang seikhlasnya untuk diberikan pada juru kunci. Pengunjung harus mengutarakan keinginan pada juru kunci. Juru kunci tersebut akan memantra-mantrai bunga dan mengembalikannya pada pengunjung.
Selanjutnya, pengunjung berdoa di sekitar pusara makam R. Ng. Yosodipuro dan meminta petunjuk serta restu dari almarhum. Bunga yang telah diberi mantra ditaburkan di atas pusara makam. Kemudian diraba-raba, untuk mencari bunga kantil sebanyak-banyaknya. Menurut kepercayaan warga, pengunjung yang bisa memdapatkan bunga kantil akan terkabul cita-citanya. Proses ziarah ini dibatasi hingga pukul 12 malam.
Tahlil
Setelah menabur bunga, pengunjung mengikuti tahlil bersama yang dipimpin oleh seorang Kyai. Kyai ini didatangkan oleh panitia makam. Proses tahlil berlangsung sekitar setengah hingga satu jam. Apabila acara tahlil selesai, pengunjung diharapkan meninggalkan cungkup. Akan tetapi pengunjung belum dapat pulang karena harus menunggu hasil sanggaran.
Menurut Bapak Sumanto, salah satu panitia makam, sanggaran tersebut diletakkan di atas pusara makam R. Ng. Yosodipura. Apabila sanggaran telah "turun" atau jatuh dari makam, maka dapat diambil hasilnya.
Sanggaran Turun
Sambil menunggu sanggaran turun, biasanya pengunjung ada yang tiduran di kompleks makam (lihat gambar A.5), berbelanja keluar kompleks makam, berbincang-bincang dengan pengunjung lain, atau terus berdoa di depan pintu cungkup yang diberi lilin dan bunga (lihat gambar A.4). Apabila sanggaran telah turun, panitia memanggil nomor yang tertera pada janur agar diambil pemiliknya. Dalam sanggaran tersebut, tertulis huruf Hijaiyah yang memiliki arti. Arti masing-masing huruf dapat dilihat pada papan atau kertas yang disediakan petugas dengan membayar Rp. 1.000,00 (lihat data B.1). Sanggaran tersebut harus disimpan dengan baik. Apabila keinginan pengunjung belum terkabulkan, maka pengunjung disarankan untuk melakukan ritual lagi di bulan berikutnya.
Makna Ritual Kungkum di Umbul Sungsang Pengging
Mitos yang juga disebut sebagai tahayul dipercaya masyarakat karena ke-wingit-annya. Dari sifat wingit tersebut, masyarakat meyakini ada khasiat tertentu yang akan didapat apabila mitos tersebut dilakukan. Sama seperti dengan ritual kungkum di umbul Sungsang yang dipercaya dapat mengabulkan keinginan. Banyak pengusaha, caleg, pedagang, pegawai, mendatangi umbul Sungsang untuk melakukan ritual tersebut. Pengunjung percaya cita-citanya akan terwujud dengan melakukan tirakat melalui ritual kungkum.
Proses ritual kungkum di Umbul Sungsang memiliki beberapa makna, antara lain:
Sebagai sarana untuk menentukan langkah
Seusai menjalani ritual kungkum, pengunjung dapat memperoleh hasil dari sanggaran. Huruf Hijaiyah yang tertera pada sanggaran diterjemahkan maknanya. Makna tersebut harus dipatuhi pengunjung agar keinginan pengunjung dapat terwujud. Misalnya, apabila pengunjung mendapati huruf tsa [ ], maka pengunjung harus bertaubat pada Allah SWT dan rajin bekerja.
Sebagai sarana untuk mewujudkan keinginan
Mitos ritual kungkum diyakini masyarakat sebagai salah satu cara untuk mewujudkan keinginan. Pengunjung yang bersungguh-sungguh dan beruntung akan terkabul keinginannya. Pengunjung yang dimaksud ialah pengunjung yang dapat melihat penampakan Nyai Poleng, baik dalam wujud orang tua atau ular besar tidak berekor.
Selain itu, pengunjung yang bisa menemukan bunga kantil saat berziarah ke makam R. Ng. Yosodipuro juga dapat terkabul keinginannya. Karena itu, banyak warga yang datang dan mengikuti ritual. Selain mencoba peruntungan nasib, pengunjung sekaligus dapat berwisata.
Sebagai sarana untuk menyucikan diri
Air dari umbul Sungsang belum terkontaminasi oleh limbah. Air yang mengalir dari umbul disebut air muthlaq dalam ajaran Islam. Air muthlaq merupakan air yang masih murni, dapat digunakan untuk bersuci dengan tidak makruh (Ust. Choirul Watoni, TT:11).
Karena air dari umbul dianggap suci, pengunjung menggunakannya untuk mandi. Pengunjung yakin dengan menggunakan air suci, badan mereka akan suci juga. Selain itu, mereka juga dapat merasakan tubuh yang segar.
Selasa, 25 November 2014
keindahan hidup
Seperti halnya kalian menemukan pujaan hati (cielah....mulai menjurus). Hati kalian dah tau, kalau si-dia lah yang terpenting (khususnya di hati masing-masing). Secara alamiah, kalian juga akan melakukan hal-hal yang terbaik (bagi kalian) untuk si-dia, baik secara sadar atau tidak.
Eits...tapi pujaan hati bukan cuma sang Pacar hlo ya.... Ada yang menganggap orangtua khususnya sang Ibu adalah orang terpenting di hidupnya. Itu semua tergantung kalian dalam memprioritaskan orang-orang di sekitar kalian.
Untuk itulah, mulai dari sekarang pakailah hati nurani kalian. Carilah hal terpenting dalam hidup kalian. Lalu lakukan hal terbaik semampu kalian untuk hal terpenting itu, tapi dalam hal ini kalian juga perlu menggunakan rasio hlo ya. Hati nurani jarang sekali salah, tapi jangan lupakan fungsi akal kalian. Gunakanlah secara seimbang. Semangat! :*